Senin, 15 April 2013

MAKALAH TEH PUTIH (WHITE TEA)


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Sejarah Teh

1.1.1 Sejarah Asal Ditemukannya Teh               

Bangsa Cina telah mulai menggunakan teh sebagai minuman  selama kurang lebih 5.000 tahun. Tetapi asal mula teh pada awalnya masih merupakan legenda . Legenda yang paling terkenal adalah cerita tentang Kaisar Shen Nung (diucapkan ‘Shay-Nung’). Penemuan teh olehnya belum bisa dipastikan secara tepat dalam sejarah, baru diperkirakan sekitar 2737 sebelum Masehi.
 Mulanya pada suatu hari ketika Kaisar Shen Nung akan minum air mendidih, beberapa daun dari pohon yang menjuntai tertiup angin dan jatuh di panci berisi air mendidih tersebut. Sang Kaisar ingin tahu dan memutuskan untuk mencicipi air rebusan yang tidak menyerupai minuman tersebut. Ternyata Kaisar menemukan air rebusan itu sedap dan menyegarkan tubuh.
Kemudian selama ribuan tahun, bangsa Cina meminum teh untuk kesehatan dan kenikmatan. Tidak seorangpun tahu apa yang menyebabkan mereka tertarik dengan daun hijau serta mengkilap dari Camellia sinensis tersebut. Sedangkan kata teh itu sendiri asal mulanya dari orang Cina daerah Amoy yang menyebut teh dengan tay kemudian menyebar ke mancanegara dengan penyebutan yang sedikit berbeda-beda.

1.1.2 Sejarah Penyebaran Teh

Kebiasaan minum teh terus berkembang dan menyebar keluar Cina dimulai dengan Negara Jepang pada sekitar abad ke 7, ketika seorang biarawan bernama Dengyo Daishi pulang dari Cina dengan membawa biji tanaman teh.
Ke Eropa pada sekitar abad 17, dibawa oleh pedagang Belanda dari Indonesia dan Pedagang Portugis dari Pelabuhan Macau China. Meskipun kebanyakan orang Eropa lebih menyukai kopi tetapi teh juga mempunyai tempat tersendiri. Bangsa Rusia merupakan penggemar awal teh di Eropa. Teh yang mereka konsumsi datang melalui jalur darat dari Cina memakai kereta yang ditarik oleh unta.
Sedangkan ke Inggris mulai tahun 1652 dan mengalami perkembangan pesat setelah pada tahun 1662. Tepatnya ketika Raja Charles II dari Inggris menikah dengan Catherine dari Braganza, seorang putri berkebangsaan Portugis yang seorang penggemar teh. Diapun  mengawali tradisi minum teh dalam istana sehingga banyak anggota kerajaan lain yang mengikutinya.

1.1.3  Sejarah Masuknya Teh ke Indonesia

Tanaman teh pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1684, berupa biji teh dari jepang yang dibawa oleh seorang Jerman bernama Andreas Cleyer. Kemudian ditanam sebagai tanaman hias di Jakarta. Pada tahun 1694, seorang pendeta bernama F. Valentijn melaporkan melihat perdu teh muda berasal dari China tumbuh di Taman Istana Gubernur Jendral Champhuys di Jakarta. Pada tahun 1826 tanaman teh berhasil ditanam untuk melengkapi Kebun Raya Bogor. Dan pada tahun 1827 di Kebun Percobaan Cisurupan, di Kota Garut, Propinsi  Jawa Barat.
 Berhasilnya percobaan penanaman the skala besar di Wanayasa ( Purwakarta, Jawa Barat ) dan di Raung ( Banyuwangi, Jawa Timur ) membuka jalan bagi seorang ahli teh yang bernama Jacobus Isidorus Loudewijk Levian Jacobson, untuk menaruh landasan bagi usaha perkebunan teh di Jawa.  Teh  dari  Jawa  tercatat  pertama  kali  diterima  di  Amsterdam        ( Belanda ) pada tahun 1835. Teh jenis Assam mulai masuk ke Indonesia ( Jawa ) dari Sri Lanka ( Ceylon ) pada tahun 1877, dan ditanam oleh R.E. Kerkhoven di kebun Gambung, Jawa Barat. Dengan masuknya teh Assam tersebut ke Indonesia, secara berangsur tanaman teh China diganti dengan teh Assam. Dan sejak itu pula perkebunan teh di Indonesia berkembang semakin luas, ditandai dengan  mulai dibangunnya perkebunan teh di daerah Simalungun, Sumatera Utara pada tahun 1910..



           
I.2  Tumbuhan Teh

I.2.1  Taksonomi Tumbuhan
Nama umum
Indonesia           :
Teh
Inggris               :
Tea

Klasifikasi
Kingdom         : Plantae ( Tumbuhan )
Subkingdom    : Tracheobionta ( Tumbuhan berpembuluh )
Super Divisi    : Spermatophyta ( Menghasilkan biji )                                       
 Divisi              : Magnoliophyta ( Tumbuhan berbunga )
 Kelas              : Magnoliopsida ( berkeping dua / dikotil )
 Sub Kelas       : Dilleniidae
 Ordo               : Theales
 Famili             :
Theaceae
 Genus             : Camellia
 Spesies           : Camellia sinensis (L.)O.K

1.2.2 Uraian Tanaman
Berupa perdu atau pohon kecil, tinggi 1 ~ 6 m. Ranting dan daun bubuk fotogenik rambut. Daun alternatif, seperti kulit tipis, berbentuk oval berbentuk pisau pembedah, panjang 4 ~ 10 cm, lebar 2 ~ 3.5 cm, puncaknya akut atau sudut tumpul, memproduksi berbentuk baji dasar, tepi-tepi bergerigi, tangkai daun pendek. Bunga soliter atau 2 aksila, hanya sedikit 3 ~ 4 aksila. Diameter bunga 2,5 ~ 3.5 cm; pedicel panjang 6 ~ 10mm. Sedikit merunduk, ada rambut lembut. Berbunga 9-10 bulan, masa berbuah pada bulan November.

I.2.3 Tempat Tumbuh
Secara umum, tanaman teh dapat tumbuh pada kisaran suhu udara 28-30°C, sedangkan untuk pertumbuhan optimumnya pada suhu tanah berkisar 20-25°C. Suhu tersebut haruslah berada pada kisaran normal selama 6 bulan setiap tahunnya. Tingginya curah hujan dan kelembaban relatif juga sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan teh. Pada kebun-kebun teh umumnya memiliki curah hujan rata-rata sebesar 1800 mm untuk setiap tahunnya. Tanaman teh juga dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah, yang dibentuk dari berbagai batu induk dalam berbagai kondisi klimatik. Tanaman teh terutama tumbuh di daerah tropis diantara garis balik Cancer dan Capricorn, dan tumbuh pada permukaan laut hingga 2400 meter.
1.3 Pengolahan Teh
Kegiatan pengolahan ini meliputi:
a)      Pemetikan
Pemetikan adalah pekerjaan memungut sebagian dari tunas-tunas teh beserta daunnya yang masih muda, untuk kemudian diolah menjadi produk teh kering yang merupakan komoditi perdagangan. Pemetikan harus dilakukan berdasarkan ketentuan-ketentuan sistem petikan daun dan syarat-syarat pengolahan yang berlaku. Pemetikan berfungsi pula sebagai usaha membentuk kondisi tanaman agar mampu berproduksi tinggi secara berkesinambungan.
Pemetikan dilakukan tergantung pada cuaca; tumbuhan baru dapat dipetik dengan interval 7 – 12 hari selama musim pertumbuhan. Pemanenan teh membutuhkan banyak tenaga dan tenaga kerja intensif (antara dua sampai tiga ribu daun teh dibutuhkan untuk memproduksi hanya satu kilo teh yang belum terproses) dan prosedur yang digunakan memerlukan keahlian khusus. Pemetik teh, belajar mengenali dengan tepat pucuk daun mana yang harus dipetik. Hal ini penting, untuk memastikan kelunakan daun yang dipetik menghasilkan teh yang terbaik.

b)      Pelayuan  ( Whitering/Steaming )

Setelah proses pemetikan, pengangkutan dan penerimaan, pucuk-pucuk muda teh tersebut segera dilayukan. Pelayuan dilakukan untuk  menghancurkan enzym yang akan merusak nutrisi yang terkandung dalam teh. Selain itu tujuan pelayuan adalah untuk mengurangi kandungan air sampai 70 %. Proses pelayuan dilakukan dengan cara pucuk  teh petikan dihamparkan di tempat yang teduh atau dibawah atap berupa lapisan yang tipis, dengan maksud agar daun menjadi layu. Biasanya setelah diangin-anginkan selama 1-2 hari, daun-daun telah cukup layu. Cara pelayuan yang sering dilakukan juga adalah dengan sinar matahari ( dijemur ). Pelayuan diakhiri setelah diperoleh daun yang amat lemas. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pelayuan adalah kondisi bahan dasar, tebal hamparan, suhu dan waktu pelayuan, kelembaban udara dan kecepatan gerakan udara.

c)      Fermentasi
Proses fermentasi bertujuan untuk merubah polifenol teh (katekin) menjadi teofilin dan teobromin dengan bantuan enzym polifenol oksidase.Proses fermentasi ini hanya dilakukan pada teh hitam dan teh oolong.
d)     Pengeringan ( drying )
   Teh dikeringkan dengan bantuan angin dan sinar matahari pegunungan secara alami. Bahkan sekarang proses pengeringan bisa juga dengan pemanasan basah, yaitu dengan uap panas agar kandungan air pada daun menguap dan proses oksidasi bisa dihentikan pada tahap yang sudah ditentukan. Proses ini dilakukan agar kadar air berkurang hingga dibawah 5 %.
e)      Sortasi Kering
Teh yang berasal dari pengeringan masih heterogen atau masih bercampur baur, baik bentuk maupun ukurannya.Selain itu teh masih mengandung debu, tangkai daun dan kotoran lain yang berpengaruh terhadap mutu teh nantinya.Untuk itu, dibutuhkan proses penyortiran atau pemisahan yang bertujuan untuk mendapatkan bentuk dan ukuran teh yang seragam sehingga cocok untuk dipasarkan dengan mutu terjamin.
f)        Penyimpanan dan Pengemasan
Penyimpanan dan pengemasan mutlak dilakukan mengingat teh yang baru dihasilkan belum bisa langsung dipasarkan. Selain jumlahnya masih sedikit, teh yang baru disortasi masih perlu didiamkan agar kelembaban teh bisa terkontrol. Proses ini terutama hanya untuk menjaga aroma teh yang harum. Pengemasan teh ini dilakukan dengan tujuan antara lain :
a.       Melindungi produk dari kerusakan.
b.      Mempermudah transportasi.
c.       Efisien dalam penyimpanan di gudang.
d.      Dapat digunakan sebagai alat promosi.

Contoh contoh pengemasan daun teh diantaranya :
a.       Teh celup
Teh dikemas dalam kantong kecil yang biasanya dibuat dari kertas dengan tali. Teh celup sangat populer karena praktis untuk membuat teh, tapi pencinta teh kelas berat biasanya tidak menyukai rasa teh celup.
b.      Teh saring
Teh dikemas dalam kantong kecil yang biasanya dibuat dari kertas tanpa tali. Teh saring sangat populer karena praktis untuk membuat teh dalam quantity banyak dan menghasilkan lebih pekat dibandingkan teh celup.
c.       Teh seduh (daun teh)
Teh dikemas dalam kaleng atau dibungkus dengan pembungkus dari plastik atau kertas. Takaran teh dapat diatur sesuai dengan selera dan sering dianggap tidak praktis. Saringan teh dipakai agar teh yang mengambang tidak ikut terminum. Selain itu, teh juga bisa dimasukkan dalam kantong teh sebelum diseduh. Mangkuk teh bertutup asal Tiongkok yang disebut gaiwan dapat digunakan untuk menyaring daun teh sewaktu menuang teh ke mangkuk teh yang lain.
d.      Teh yang dipres
Teh dipres agar padat untuk keperluan penyimpanan dan pematangan. Teh dijual dalam bentuk padat dan diambil sedikit demi sedikit sewaktu mau diminum. Teh yang sudah dipres mempunyai masa simpan yang lebih lama dibandingkan daun teh biasa.
e.       Teh stik 
Teh dikemas di dalam stik dari lembaran aluminium tipis yang mempunyai lubang-lubang kecil yang berfungsi sebagai saringan teh.
f.       Teh instan 
Teh berbentuk bubuk yang tinggal dilarutkan dalam air panas atau air dingin. Pertama kali diciptakan pada tahun 1930-an. Teh instan ada yang mempunyai rasa vanila, madu, buah-buahan atau dicampur susu bubuk

1.4  Jenis Hasil Olahan Teh
Teh dikelompokan berdasarkan cara pengolahan. Daun teh Camellia sinensis segera layu dan mengalami oksidasi kalau tidak segera dikeringkan setelah dipetik. Proses pengeringan membuat daun menjadi berwarna gelap, karena terjadi pemecahan klorofil dan terlepasnya unsur tanin. Proses selanjutnya berupa pemanasan basah dengan uap panas agar kandungan air pada daun menguap dan proses oksidasi bisa dihentikan pada tahap yang sudah ditentukan.
Pengolahan daun teh sering disebut sebagai "fermentasi" walaupun sebenarnya penggunaan istilah ini tidak tepat. Pemrosesan teh tidak menggunakan ragi dan tidak ada etanol yang dihasilkan seperti layaknya proses fermentasi yang sebenarnya. Pengolahan teh yang tidak benar memang bisa menyebabkan teh ditumbuhi jamur yang mengakibatkan terjadinya proses fermentasi. Teh yang sudah mengalami fermentasi dengan jamur harus dibuang, karena mengandung unsur racun dan unsur bersifat karsinogenik.
Pengelompokan teh berdasarkan tingkat oksidasi:
1.4.1    Teh     Hitam  (Black Tea)
             Teh hitam mudah dikenali di pasaran karena warnanya hitam dan paling luas dikonsumsi.   Dalam   proses   pengolahan  diberi   kesempatan    penuh  terjadi fermentasi ( mengalami perubahan kimiawi sempurna sehingga hampir semua kandungan tanin terfermentasi menjadi theaflavin dan thearubigin ) yang akan merubah warna daun teh dari hijau menjadi kecoklatan. Kemudian dengan proses pengeringan berubah menjadi hitam.
Proses tersebut biasanya sekitar 2 minggu hingga 1 bulan.
1.4.2 Teh oolong
            Umumnya diproduksi dari tanaman teh yang tumbuh di daerah semi tropis. Prosesnya sama seperti teh hitam, namun proses fermentasinya hanya sebagian ( lebih singkat sekitar 30-70% dan perubahan berlangsung setengah sempurna sehingga masih mengandung sebagian tanin dan beberapa senyawa turunannya) sehingga warna dan aromanya   di antara teh hitam dan teh hijau. Biasanya memakan waktu 2-3 hari.
1.4.3    Teh     hijau   (Green Tea)
           Daun teh tidak diberi kesempatan fermentasi ( hampir tidak mengalami proses perubahan kimia ). Biasanya pucuk teh diproses langsung dengan panas/steam untuk menghentikan aktivitas enzim sehingga sama seperti raw leaf ( daun teh awalnya ), karena itu selain warnanya masih hijau juga masih mengandung tanin yang relatif tinggi.
Daun teh yang dijadikan teh hijau biasanya langsung diproses setelah dipetik. Setelah daun mengalami oksidasi dalam jumlah minimal, proses oksidasi dihentikan dengan pemanasan ( cara tradisional Jepang dengan menggunakan uap atau cara tradisional Tiongkok dengan menggongseng di atas wajan panas ). Teh yang sudah dikeringkan bisa dijual dalam bentuk lembaran daun teh atau digulung rapat berbentuk seperti bola-bola kecil ( teh yang disebut gun powder ).
1.4.4 Teh Putih ( White Tea )
Teh yang dibuat dari pucuk daun yang tidak mengalami proses oksidasi dan sewaktu belum dipetik dilindungi dari sinar matahari untuk menghalangi pembentukan klorofil. Teh putih diproduksi dalam jumlah lebih sedikit dibandingkan teh jenis lain sehingga harga menjadi lebih mahal. Merupakan jenis teh  terbaik  kurang terkenal di luar Tiongkok, walaupun secara perlahan-lahan teh putih dalam kemasan teh celup juga mulai populer.
1.5 Komposisi Kimia Teh
Daun teh yang baru dipetik mengandung air 75 % dari berat daun, dan dengan cepat turun oleh proses pengeringan sehingga paling besar kadar air yang dibolehkan dalam daun teh hanya sekitar 3 %.
Teh Mengandung sejenis antioksidan yang bernama katekin.Pada daun tah segar, kadar katekin bisa mencapai 30 % dari berat kering.Teh Hijau dan Teh Putih mengandung kadar katekin yang tinggi, sedengkan Teh Hitam dan Teh Oolong mengandung lebih sedikit katekin karena katekin hilang dalam proses oksidasi.Teh juga mengandung kafein (sekitar 3 % dari berat kering atau 40 mg percangkir), teofilin dan teobromin dalam jumlah sedikit (http://id/wikipedia.org/wiki/teh).
Daun Mengandung kafein (2-3%),t eobromin,teofilin,  xantin,  tanin, adenin, minyak atsiri, kuersetin, dan natural fluor.
Tabel Kandungan Kimia dalam 100 gram Teh
(Setawan Dalimartha,2002)

NO
KOMPONEN
JUMLAH (%)
1
Air
75-80
2
Polifenol
25
3
Karbohidrat
4
4
Serat
27
5
Pektin
6
6
Kafein
2,5-4,5
7
Protein
20









BAB II
PEMBAHASAN
TEH PUTIH ( WHITE TEA )
2.1 Sejarah Teh Putih (White Tea)
Teh putih mulai dikenal di Cina pada masa pemerintahan dinasti Song ( 960M – 1279 M ). Teh ini merupakan teh pilihan dan hanya disajikan untuk keluarga kekaisaran Cina. Pada masa itu, teh putih dibuat menjadi bubuk sebelum diseduh dengan air panas. Cara pembuatan teh ini dikenal dengan sebutan Upacara Teh Song. Tradisi ini menginspirasi masyarakat Jepang dan terpelihara hingga saat ini di dalam Upacara Teh Jepang. Dengan berjalannya waktu tradisi meminum teh putih sesuai dengan tatacara Upacara Teh Song perlahan-lahan ditinggalkan di Cina. Saat ini teh putih disajikan dengan menyeduh langsung pucuk daun teh putih         tanpa   perlu    membuatnya            menjadi bubuk terlebih           dahulu.
 Teh putih tidak banyak dikenal di luar Cina. Ketersediaannya yang terbatas menyebabkan teh ini tidak dapat diproduksi secara masal, sehingga teh putih kurang dikenal di masyarakat internasional jika dibandingkan dengan teh hijau, teh hitam, dan teh oolong. Namun begitu, akhir-akhir ini dunia internasional mulai menunjukkan ketertarikannya terhadap teh putih. Citarasa unik yang ditimbulkan dari umami (rasa ke-lima) teh putih serta berlimpahnya kandungan polifenol teh yang sangat bermanfaat bagi kesehatan dan kebugaran tubuh peminum teh putih merupakan daya tarik tersendiri dari teh istimewa ini.
 Meskipun dalam jumlah terbatas, Indonesia sudah mampu memproduksi teh putih berkualitas silver needle (grade tertinggi untuk teh putih), yang selama ini hanya dipasarkan ke         luar      negri.
Disebut white tea ( teh putih ) karena memang terlihat putih sebab pucuk daun pembuatnya masih diselimuti bulu-bulu halus berwarna putih. Teh Putih merupakan teh terhalus dan terlangka di dunia, karena hanya diproduksi di Fujian, China. Dan hanya dipetik dari Cammellia sinensis varietas Shui hsien dan varietas dai bai, pada musim tertentu saja.
Teh putih kurang dikenal di masyarakat internasional jika dibandingkan dengan teh hijau, teh hitam, dan teh oolong. Namun begitu, akhir-akhir ini dunia internasional mulai menunjukkan ketertarikannya terhadap teh putih. Karena selain citarasa uniknya yang ditimbulkan dari umami (rasa ke-lima) teh putih ditambah berlimpahnya kandungan – kandungan zat berkhasiat yang sangat bermanfaat bagi kesehatan dan kebugaran tubuh, menjadikan teh putih minuman kesehatan yang paling unggul dibandingkan minuman kesehatan dari jenis teh lainnya.
2.2 Pengolahan Teh Putih
2.2.1 Pemetikan
Proses pemetikan merupakan proses yang sangat penting, karena bahan baku teh putih yang sangat berharga ini harus dipetik secara hati-hati.  Memetik  hanya  pucuk dan dua helai daun termuda yang belum terbuka masih diselimuti rambut-rambut halus berwarna perak. Dipetik ketika pucuk belum terbuka,dan dilakukan ketika matahari belum terbit untuk menjaga kelembaban dari pucuk teh yang dipetik. Itupun dengan standar yang sangat ketat yang diwariskan secara turun-temurun sejak jaman Dinasti Ming.
Untuk menghasilkan teh putih berkualitas tinggi maka tidak boleh memetik pucuk daun  yang sudah berwarna ungu, rusak oleh angin, manusia atau serangga; dan yang menyentuh tanah. Dan khusus untuk bahan teh putih Kualitas terbaik biasanya dipetik ketika awal musim semi , waktu pemanenan biasanya hanya 2 hari sampai 2 minggu.
2.2.2 Pelayuan Alami ( Whitering )
Teh putih dilayukan dengan segera setelah pemetikan. Rahasia proses pelayuan teh bervariasi dari wilayah satu dengan wilayah lainnya, di Fujian sendiri mengandalkan pada kondisi iklim serta tradisi tiap keluarga.
Proses ini memegang pernanan yang sangat penting dalam menentukan kualitas akhir teh putih.Pucuk daun teh yang telah dipetik dihamparkan secara merata di atas wadah yang terbuat dari anyaman pohon bambu, kemudian di jemur di tempat yang sinar mataharinya tidak terlalu panas atau di simpan dalam ruangan yang memiliki sirkulasi udara yang baik.Wadah tempat pelayuan tidak boleh di simpan langsung di atas lantai.
2.2.3 Pengeringan ( drying )
   Teh putih  dikeringkan dengan bantuan angin dan sinar matahari pegunungan secara alami, tanpa melalui proses fermentasi maupun penggilingan sehingga tidak merusak bentuk teh putih yang sebenarnya. Pengeringan pada teh putih  bertujuan untuk menurunkan kadar air dari pucuk yang  hingga 3-4%.Jika cuaca kurang mendukung untuk prosess pengeringan secara alami,maka pengeringan dapat dilakukan dengan cara menyimpan pucuk teh tersebut dalam keranjang terbuat dari kayu dan dipanaskan dengan menggunakan api kecil (suhu 30-40 °C) selama kurang lebih 30 menit.
2.2.4 Sortasi Kering
Teh yang berasal dari pengeringan masih heterogen atau masih bercampur baur, baik bentuk maupun ukurannya.Selain itu teh masih mengandung debu, dan kotoran lain yang berpengaruh terhadap mutu teh nantinya.Untuk itu, dibutuhkan proses penyortiran atau pemisahan yang bertujuan untuk mendapatkan bentuk dan ukuran teh putih yang seragam sehingga cocok untuk dipasarkan dengan mutu terjamin.
2.2.5 Penyimpanan dan Pengemasan
Penyimpanan dan pengemasan setelah sortasi dilakukan langsung untuk menjaga aroma teh Putih  yang harum. Untuk memasarkannya teh putih  biasa dikemas dalam kantong kertas atau kantong plastik dengan ukuran kemasan bervariasi.


                             BAGAN SEDERHANA PRODUKSI TEH PUTIH
Pemetikan
Pelayuan
                                                              
 


Pengemasan
Pengeringan & sortasi
                                     

2.3. Jenis-jenis Teh Putih
Pada era modern merujuk pada standar cara pemetikan dan pemilihan maka teh putih dapat dikelompokkan menjadi :
1.      Yin Zhen Bai Hao ( Silver Needle )
Dapat diartikan bentuknya runcing seperti jarum dan berwarna keperakan
2.      Bai Mu Dan ( White Peony )
3.      Gongmei ( Tribute Eyebrow )
4.       Shou Mei ( Noble, Long Life Eyebrow ).
Semua jenis teh putih tersebut diproduksi  luas di Cina, dan sekarang tersedia di Amerika. Teh putih yang berkualitas paling tinggi adalah silver needle dan white peony.
2.4. Kandungan Bahan Alami Teh Putih dan Manfaatnya
 Teh putih dibuat dari pucuk daun yang belum mekar serta diolah secara khusus. Hal ini yang menyebabkan teh putih memiliki kelimpahan theanine, gallic acid, dan polifenol teh yang tidak kita temukan pada jenis teh maupun tumbuh-tumbuhan lainnya. Kelimpahan theanin, gallic acid dan polifenol teh ini merupakan faktor kunci peranan istimewa teh putih bagi kesehatan kita. Dari penelitian selama 10 tahun terakhir terhadap teh, ditemukan bahwa teh ternyata memiliki khasiat dalam memelihara kesehatan tubuh kita. Beberapa manfaat sehat dari teh berdasarkan zat zat yang dikandungnya antara lain:

2.4.1 Theanine (tanin)
Theanine hanya dimiliki oleh daun teh dan jamur Xerocomus badius, dan kadarnya di dalam teh paling banyak terdapat pada daun teh muda, di dalam hal ini pucuk daun teh putih. Theanine merupakan sumber rasa ke-lima (dikenal dengan istilah umami) yang memberi rasa nikmat pada saat kita meminum teh. Selain berfungsi sebagai faktor penentu rasa umami, theanine juga memiliki manfaat bagi kesehatan karena memiliki fungsi :
a.       Neuroprotektif. theanine mampu pencegah kerusakan otak dan kematian syaraf pada hewan percobaan yang mengalami gangguan pada pembuluh darah otaknya. Theanine diduga kuat sebagai faktor yang menyebabkan lebih rendahnya angka kejadian stroke diantara para peminum teh.
b.       Relaksasi kerja otak dan efek menenangkan.
Konsumsi theanine akan menyebabkan otak memiliki lebih banyak frekuensi gelombang otak alfa, sebuah indikasi untuk otak yang berada di dalam keadaan relaks namun tajam berpikir, tanpa menyebabkan kantuk.
c.       Theanine juga mengurangi ketidakstabilan emosi akibat gejala premenstrual syndrome yang dialami banyak wanita sebelum periode haid.
d.      Anti tekanan darah tinggi.
Pada tahun 1995, beberapa peneliti di Jepang mendapatkan bahwa theanin menurunkan tekanan darah dari tikus percobaan yang memiliki tekanan darah tinggi secara signifikan. Namun efek menurunkan tekanan darah ini tidak nampak pada tikus percobaan yang memiliki tekanan darah normal.
e.       Penurunan berat badan dan kadar lemak di dalam darah. Penelitian pada tahun 2004 menemukan bahwa tikus yang diberi tambahan makanan theanine selama 16 minggu memiliki berat badan, kadar lemak tubuh dan kadar lemak di dalam darah yang lebih rendah daripada kelompok yang tidak mendapat perlakuan yang sama.
f.       Stimulan sistem immune tubuh.
Theanine memiliki efek positif bagi sistem kekebalan tubuh kita dengan perannya yang menyerupai antigen sehingga memicu produksi antibody yang dihasilkan oleh sel T darah putih.

2.4.2 .Gallic Acid          
Gallic acid bersifat antiviral terhadap human rhinovirus, penyebab utama pilek. Aktivitas antibakterial dan anti radangnya ditemukan oleh MS Kang dkk (2009) yang menyimpulkan bahwa gallic acid mampu mencegah keradangan pada gusi, antara lain dengan menghambat pertumbuhan bakteri berfilamen Fusobacterium nucleatum penyebab keradangan gusi. Gallic acid banyak digunakan pada industri farmasi, diantaranya untuk obat perdarahan internal dan pengobatan wasir. Aktivitas antioksidan dan sitotoksisitasnya menyebabkan gallic acid mampu menghambat pertumbuhan sel tumor tanpa mematikan sel-sel yang sehat/ normal.
Gallic acid ditemukan pada hampir semua jenis tumbuh-tumbuhan yang ada, namun paling banyak terdapat pada gallnuts, buah anggur, batang pohon oak, dan teh. Semakin muda usia daun teh, semakin tinggi kadar gallic acid yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, teh putih memiliki kadar gallic acid lebih tinggi dibandingkan dengan jenis teh lainnya.
2.4.3. Polifenol Teh
Epigallocatechin gallate (EGCG) merupakan polifenol yang paling banyak dimiliki oleh teh. Teh putih memiliki konsentrasi EGCG tertinggi dibandingkan dengan jenis teh lainnya. Hal ini disebabkan karena secara alami EGCG lebih banyak terdapat pada daun yang masih muda, serta proses pengeringan teh putih yang tidak melalui tahap oksidasi yang menyebabkan kandungan EGCG dan catechin lain tidak mengalami perubahan enzimatis.

Catechin yang merupakan penyusun utama komposisi polifenol teh, telah diketahui memiliki potensi dan manfaat sebagai berikut:
a.      Antikaries. EGCG memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans dan Streptococcus sobrinus serta mencegah pembentukan dan pelekatan plak yang dihasilkan oleh kedua kuman penyebab karies tersebut.
b.      Anti plak gigi. Kemampuan polifenol teh untuk mencegah timbulnya plak dan karies diuji secara klinis oleh Ooshima dkk (1994) dengan membandingkan kondisi gigi obyek 35 sukarelawan dewasa yang berkumur dengan ekstrak teh + 0.2% ethanol dengan 0.2% ethanol tanpa ekstrak teh secara rutin selama 4 hari berturut-turut. Diperoleh hasil bahwa laju pembentukan plak pada gigi obyek yang berkumur dengan ekstrak teh + 0.2% ethanol lebih rendah dibandingkan jika berkumur dengan 0.2% ethanol saja.
c.       Antiosteoporosis. EGCG menekan jumlah ostoclast di dalam masa tulang. Osteoclast merupakan sel yang menyerap osteoblast (sel tulang). Meningkatnya jumlah osteoclast lebih dari kadar normalnya menyebabkan seseorang menderita osteoporosis.
d.      Menurunkan berat badan. EGCG memberikan efek menurunkan berat badan dengan mengurangi penyerapan lemak serta membongkar lemak yang sudah terbentuk di dalam tubuh.
e.       Antiviral. Dalam konsentrasi tertentu catechin teh mampu menghambat perkembangbiakan beberapa virus, diantaranya: Enterovirus, Influenza A (H1N1) dan HIV.
f.       Antitumor. EGCG memiliki efek apoptosis yang berguna dalam menghentikan pertumbuhan sel-sel tumor. Dari beberapa penelitian terhadap efek nya terhada kanker, EGCG didapati mampu menghambat pertumbuhan sel-sel tumor payudara, prostat, dan paru-paru. EGCG juga mampu mencegah tumor jinak berubah sifatnya menjadi tumor ganas (kanker).
g.      Mencegah pengerasan pembuluh darah dan serangan jantung. Sebagian besar serangan jantung terjadi akibat pengerasan pembuluh darah koroner yang mensuplai otot jantung. Pengerasan pembuluh darah dikenal juga dengan istilah artherosclerosis. Pengerasan pembuluh darah ini terjadi ketika terjadi kelukaan pada dinding dalam pembuluh darah, yang diikuti penimbunan lemak pada dinding pembuluh darah, serta terbentuknya thrombus/ bekuan darah. EGCG menurunkan resiko pengerasan pembuluh darah ini dengan mengurangi kadar LDL darah, mencegah oksidasi LDL dan mencegah pembentukan trhrombus.

Selain ketiga komponen utama teh putih yang tersebut di atas, teh putih secara keseluruhan merupakan bahan makanan asal tumbuhan yang unggul sebagai sumber antioksidan dan antipenuaan dini Diantara  tanaman lainnya yang diselidiki oleh TS Thring dkk pada tahun 2009, teh putih menempati urutan teratas untuk aktifitas anti penuaan dini dan properti antioksidan-nya, mengungguli teh hijau dan pomagranate yang sudah dikenal secara umum di masyarakat.
2.5. Penyajian Teh Putih
Penyajian merupakan salah satu hal terpenting untuk dapat merasakan citarasa dan khasiat maksimal dari teh putih. Untuk hal tersebut diantaranya kita harus memperhatikan beberapa hal, antara lain :
Cara Penyajian:
  1. Menggunakan air yang berkualitas baik ketika menyeduh teh putih, karena  air yang segar dan bersih akan menghasilkan seduhan teh terbaik.
  2. mencampurkan 2 – 2,5 gram atau 1,5 sendok  teh putih untuk kurang lebih 200 ml air. yang bersuhu 80 C.Masukkan 2 sendok teh dari teh putih kedalam gelas.
  3. Menggunakan air panas dengan suhu berkisar antara 72 - 82 derajat Celsius untuk menyeduh teh putih.
  4.  Segera mengkonsumsi teh putih dalam keadaan hangat-hangat panas, supaya kandungan zat berkhasiat  dalam teh putih akan semakin belum banyak berubah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
  1. Jangan minum teh putih saat atau sesudah makan kerena zat yang terkandung dalam makanan dapat dicuri oleh zat stimulan teh (beri jeda waktu 30-60 menit setelah atau sebelum makan).
  2. Jangan minum teh putih  yang sudah semalaman karena sudah banyak zat nya yang teroksidasi dan basi sehingga berdampak tidak baik untuk tubuh.
  3. Hindari minum teh saat hamil dan menyusui. Karena kafein dan zat stimulan pada teh bisa merangsang kontraksi rahim. Selain itu untuk ibu menyusui akan mengganggu produksi kelenjar penghasil susu ibu atau ASI.




























BAB III
KESIMPULAN
Teh Putih (White Tea) merupakan Teh yang dibuat dari pucuk daun yang tidak mengalami proses oksidasi dan sewaktu belum dipetik dilindungi dari sinar matahari untuk menghalangi pembentukan klorofil. Bagian tanaman teh yang dipetik adalah hanya pucuk yang belum terbuka  dan berambut halus.Disebut white tea ( teh putih ) karena memang terlihat putih sebab pucuk daun pembuatnya masih diselimuti bulu-bulu halus berwarna putih. Pada awalnya Teh Putih merupakan teh terhalus dan terlangka di dunia, karena hanya diproduksi di Fujian, China. Dan hanya dipetik dari Cammellia sinensis L varietas Shui hsien dan varietas dai bai, pada musim tertentu saja. Tetapi sekarang white tea (teh putih) sudah dapat di produksi di negara-negara selain Cina,diantaranya Indonesia.
Proses Pengolahan White Tea (Teh Putih ) sangat sederhana,dimana dalam prengolannya tidak mengalami proses fermentasi (oksidasi) sehingga kandungan polifenol (katekin) dalam pucuk teh sangat tinggi di banding jenis teh lain yang mengalami proses fermentasi.Proses Pengolaha White Tea ( Teh putih ) mmeliputi :
1.    Pemetikan
2.    Pelayuan (Whitering)
3.    Pengeringan (Drying)
4.    Sortasi Kering
5.    Pengemasan dan penyimpanan
Berdasarkan berbagai penelitian,White Tea (Teh Putih) mengandung berbagai zat yang sangat bermanfaat,  bagi kesehatan. Diantara zat-zat yang terkandung dalam white tea dan berkhasiat adalah :
a)      Tanin (Theanine)
b)      Asam galat (Galic acid)
c)      Polifenol
Manfaat White Tea ( Teh Putih ) sangatlah banyak, diantaranya :
1.      Sebagai Antioksidan
2.      Pencegahan Kanker
3.      Antihipertensi
4.      Menurunkan Kolesterol (LDL)
5.      Antibakteri dan Antivirus
6.      Anti aging (anti penuaan dini)
7.      Menyehatkan gigi dan gusi
8.      Menrunkan berat badan
9.      Mencegah Penyakit Jantung
10.  Relaksasi
Untuk Mendapatkan hasil yang optimal dari White Tea, harus diperhatikan pula cara penyajiannya.Hal-hal yang perlu diperhatikan  adalah:
  1. Jangan minum teh putih saat atau sesudah makan kerena zat yang terkandung dalam makanan dapat dicuri oleh zat stimulan teh (beri jeda waktu 30-60 menit setelah atau sebelum makan).
  2. Jangan minum teh putih  yang sudah semalaman karena sudah banyak zat nya yang teroksidasi dan basi sehingga berdampak tidak baik untuk tubuh.
  3. Hindari minum teh saat hamil dan menyusui. Karena kafein dan zat stimulan pada teh bisa merangsang kontraksi rahim. Selain itu untuk ibu menyusui akan mengganggu produksi kelenjar penghasil susu ibu atau ASI.





FOTO
Contoh Produk teh putih

Jenis teh putih
(Silver needle)
(White Peony)







1 komentar: